Selasa, 22 September 2015

Membumihanguskan Asap



Ini bukan asap yang di buat oleh hanoman ketika membumihanguskan kerajaan Alengka. Kera putih itu ditangkap oleh Rahwana dan dibakar hidup hidup karena ketahuan menyusup di Kerajaan Alengka. Akan tetapi, kera putih ini berhasil melepaskan diri dari api, malah kemudian hanoman menyulut rumah-rumah yang ada di negeri Alengka. Semua rumah di bakar oleh Hanoman kecuali rumah yang telah di beri tanda bendera putih oleh Togog. Karena rumah yang diberi tanda bendera putih oleh togog adalah rumah orang baik yang tak mampu melawan kejahatan rajanya yaitu Rahwana.
Ini adalah asap yang berasal dari hutan negeri kita tercinta. Asap yang setiap tahun selalu ada dan menghantui penduduk kita bahkan juga penduduk negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Pernah muncul sindiran dari negeri tetangga dengan memberikan tagar #TerimaKasihIndonesia di media sosial, dan lucunya kita juga menanggapi dengan kata-kata #SamaSamaMalaysia. Heheuu Jancuk sekali ini!!!
Asap, kalau ikan asap itu enak. Kalau ini asap hutan lahan gambut cuk, aku tak bisa membayangkan betapa pedasnya mata kita dan betapa sesaknya nafas. Coba saja kamu merokok dua batang di kamar yang kamu tutup rapat, atau kamu coba bakar dua batang obat nyamuk bakar dan kalian tutup rapat kamar kalian. Ah saya jamin pasti kalian tak tahan berada di dalam kamar lama lama.
Asap ini akibat adanya kebakaran hutan lahan gambut di pulau Sumatra dan pulau Kalimantan. Musim kemarau yang panjang dapat mengakibatkan hutan gambut ini kering dan rawan terbakar karena gesekan. Tapi apa benar hanya karena gesekan pada musim kemarau hutan lahan gambut ini terbakar.?? Gakcuk, Hutan lahan gambut ini memang sebagian dibakar untuk membukalahan menjadi area pertanian dan perkebunan, lalu untuk pemukiman dan sebagainya. Pembukaan lahan ini dilakaukan oleh orang pribadi dan korporasi,
Indonesia memiliki 50% hutan gambut di wilayah tropisdan 10% hutan gambut seluruh dunia. Yang menjadi pertanyaan bagaimanasih pengelolan hutan di Indonesia ini, Hutan-hutan ini di eksploitasi atau dikelola.Terus kalau dikelola, apa mereka memperhatikan batasan batasan pengelolaan hutan agar tidak berubah fungsinya. Hutan adalah paru-paru dunia, tapi saat ini hutan malah menjadi sumber penyakit paru-paru karena asapnya.
Undang-Undang no 32 tahun 2009 menjelaskan bahwa masyarakat boleh membakar hutan dengan luas maksimal 2 Ha, dan di tempat tertentu ada yang boleh membakar sampai 5 Ha. UU itu juga menyebutkan pelarangan dalam penggunaan kayu hasil pembukaan hutan.UU ini yang kadang memojokkan masyarakat dan ada sedikit unsur cuci tangan dari korporasi bahwa korporasi tidak melakukan pembakaran hutan.Sepertinya permasalahan tidak sesederhana itu. Banyak faktor faktor lain. Sebaiknya UU tentang hutan HPH dan HGU harus dikaji ulang pemerintah. Atau sebaiknya hapuskan saja HPH dan HGU hutan agar alam ini tetap pada keseimbangannya.
Saya pernah mendapat informasi dari teman yang tinggal di daerah asap, bahwa ada seperti reward atau imbalan untuk siapa yang bisa memadamkan api kebakaran hutan. Langsung yang ada dipikiran saya, untuk mendapat reward mereka bakar hutan dan kemudian mereka padamkan sendiri. Mudah-mudahan pikiran buruk saya ini salah dan tidak terjadi kebenarannya.
Mungkin yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana sih pengelolahan hutan di negeri kita ini. Sepertinya masyarakat awam tidak pernah tahu dan merasakan dampak kesejahteraan daripengelolaan hutan itu. Hanya yang sering terdengar adalah Ilegal Logging, pembakaran hutan yang mengakibatkan asap, Industri Perkebunan dan Pertambangan adalah salah satu industry yang berhubungan dengan hutan. Memang perusahaan yang bergerak di bidang itu secara kasat mata sejahtera tapi tidak bagi kita sebagai rakyat pemilik Hutan ini.
Sekali lagi, Hutan milik itu Negara dan pemerintah hanya diberi wewenang untuk mengelola, dan rakyat adalah bagian sangat penting bagi sebuah Negara, kenapa tak diperhatikan kesejahteraannya. ?. Rakyat diperhatikan ketika asap itu sudah membumihanguskan oksigen untuk nafas mereka. Dan berusaha membumihanguskan asap yang sudah terlanjur menyebar dan mengotori udara.
Seperti biasa aku sisipkan puisi, kali ini berjudul “Asap Show”


Asap Show


Dari mana aku datang?
Aku selimuti nafas kalian dengan penuh cengkraman
Aku sebarkan teror di setiap sudut kota kalian

Dari mana aku datang?
Aku dari hutan yang kekeringan
Aku tergesek-gesek oleh tumpukan ranting dan dedaunan

Mungkin aku sengaja diciptakan
Dengan alasan dan tujuan pembangunan
Atas dasar kesejahteraan
Aku dikambinghitamkan untuk sebuah pengorbanan

Aku bukan petaka
Aku hanya akibat dari keserakahan yang tak bisa kalian relakan
Aku ada dan selalu ada
Setiap tahun demi tahun tak pernah terlewat
Aku akan menghilang
Bersamaan dengan ketamakan di dalam hati kalian




schTz
22.09.2015
Share: