Acara musik yang di waktu pagi itu ternyata masih
ada, saya kira sudah hilang ditelan massa. Acara itu penuh rejeki karena tidak
hanya yang tampil di panggung saja yang dibayar, tetapi penontonnya juga ikut
dibayar, gimana gak asyik coba, eh, “wor” Kamu mau ikut?, rayuan gareng kepada
bawor (nama lain bagong). Dari pada kamu cuma luntang lantung ga jelas di
terminal sambil malakin anak-anak yang bolos sekolah mending besuk ikut saya
aja.
Bawor memang terkenal sebagai pemuda pengangguran
dan nakal di desanya kerjaannya cuma ngamen dan nongkrong di terminal bus antar
desa, tapi jangan salah, nakalnya bawor adalah nakal terhadap anak-anak sekolah
yang suka bolos, semacam robinhood gitu. Karena dulu bawor ga bisa ngelanjutin
sekolah menengah nya dikarenakan kesulitan biaya dan mahalnya masuk sekolah. Sebentar
Reng “sahut bawor sambil menyalakan batang rokoknya, tak berpikir dulu, besuk
ini hari sabtu, biasanya hari sabtu itu banyak anak-anak bolos sekolah di
terminal untuk sekedar playstation dan main ding-dong. Acaranya di mana sih
Reng, Tanya bawor?. Acaranya di taman dekat kantor Bupati, lumayan wor nanti
dapat uang bayaran juga kok. Heheuu.
Selamat pagi, sudah pada sarapan belum ini, salam
suara presenter dari atas panggung. Via Valen pun langsung tampil di atas
panggung dengan lagu “sayang” yang menjadi andalannya. Sudah hampir 5 lagu
sudah dinyanyikan oleh via valen, mulai dari lagu selingkuh, kimcil kepolen
sampai dengan cover lagu dari virgoun “surat cinta untuk starla” dan lainnya.
Tiba-tiba sebelum via valen untuk beristirahat dia
membuka topeng yang selama ini menempel di wajah cantiknya. Jrengggg, ternyata
wajah limbuk yang berada di balik topeng wajah via valen yang cantik itu.
Seketika penggemar via valen dan jagat alayer yang sedang menyaksikan pada
membuat onar di lapngan. Dari tengah kerumunan Bawor teriak paling keras, Juancukkk..!!!, ternyata kamu to mbuk,
orang yang berada di balik via valen itu.
Usut punya usut limbuk itu adalah teman main
Gareng dan Bawor di desa bluluktibo. Tetapi sudah 10 tahun ini Limbuk pergi
dari desanya, entah untuk keperluan apa si Limbuk pergi ke Ibukota. Ternyata Limbuk
sudah tiga tahun ini menjadi anggota penyidik Komisi Permberatasan Korupsi
(KPK) di Negeri awang-awang.
Keributan penonton masih berlangsung dan menjadi sangat
gaduh, mengalahkan kegaduhan anggota Dewan ketika sedang melaksanakan rapat
paripurna untuk membuat Rancangan Undang-Undang pemilihan umum. Untuk menenangkan
keributan penonton, seorang bapak-bapak naik ke atas panggung dengan membawa
gitarnya, seketika itu juga bapak-bapak yang wajahnya dimirip-miripkan dengan virgiawan listanto itu
menyanyikan sebuah lagu :
“Kisah
usang tikus-tikus kantor, yang suka berenang di sungai yang kotor.
Kisah
usang kehidupan koruptor, yang bisa keluar dari bilik penjara yang kotor
Tikus
tahu sang kucing datang, kasih roti kucing pun menghilang”
Sebelum bapak-bapak itu menyelesaikan lagunya,
terdengar suara sirene polisi sangat keras sekali, wiyu wiyu wiyu dengan
dihiasi kemerlip cahaya lampu di atas mobil Penonton jadi tambah panik, ada apa
ini sebenarnya. Hanya bawor dan gareng yang tidak panik, mereka duduk di bawan
pohon talok sambil rokokan, sambil berbisik lirih bawor tanya pada Gareng, Reng
ini nanti kita di bayar gak ini??.. Asu kamu gong, situasi begini masih mikirin
uang aja. Eh, tadi di mana si Limbuk itu ya,?
Kejadian di atas panggung itu masih berlangsung,
pemuda alay yang sedang menyanyi dan wajahnya dimirip-miripkan dengan iwan fals
itu ternyata adalah gayus tambunan seorag bapak-bapak pegawai pajak yang sudah
menjadi tersangka kasus korupsi. Tanpa basa-basi Limbuk pun akhirnya langsung
menangkap bapak yang diduga adalah gayus. Tak lama berselang Petruk langsung
turun dari mobil wiyu–wiyu yang dikendarainya, Petruk yang sedang dipromosikan
menjadi Kanit Reskrim langsung mengeluarkan borgol untuk menyergap bapak-bapak
yang diduga gayus tersebut.
Sudah hampir satu tahun ini Limbuk memang menyamar
sebagai via valen untuk menyelidiki tikus-tikus yang sedang menyamar membuat
perkumpulan alay untuk mengalirkan dan hasil korupsinya. Agar tidak ketahuan dan
tidak di curigai transaksi suap menyuap dilangsungkan ketika acara-acara musik
seperti ini. Ternyata tidak hanya aliran dana hasil korupsi yang dialirkan
kepada kader kader parpol negeri awang-awang, peredaran narkoba juga banyak
berlangsung di tempat itu.
Petruk mengerahkan anak buahnya untuk menangkap
semua penonton di pagi itu termasuk Gareng dan Bawor juga ikut tertangkap dan
akan dimintai keterangan. Limbuk pamit kepada Pak Petruk dan mengucapkan terimakasih,
Limbuk langung pergi ke Ibukota untuk menyelidiki kasus-kasus korupsi yang
sedang terjadi di negeri awang-awang ini.
Sambil melangkah pergi Limbuk berbisik kepada Pak Petruk, "Tolong lepaskan saja Gareng dan Bagong, mereka orang awam yang tak mengerti tentang kejamnya negeri ini". heheuu....
schTz
Solo,
16 Juli 2017 (awal tulisan ini dibuat)
Manado,
22 Juli 2017 (akhir tulisan ini selesai)