Minggu, 24 Mei 2020

F**K COVID-19



F**k Covid, Foto ini saya ambil satu hari sebelum lebaran (Hari terakhir puasa), ketika itu istriku minta di fotoin untuk pembuatan klip promosi handuknya (produknya bisa ditemukan di IG dinda.hampersgift, numpang iklan sedikit bisa di search dan di kik). Setelah selesai foto istri ternyata saya juga pengin di foto, dan hasilnya foto ini, kemudian dari foto ini munculah tulisan ini.

Covid-19 (Corona Virus Disease) atau lebih dikenal dengan nama virus corona di dalam kepala dan benak saya, ketika nama virus itu disebut adalah virus yang berasal dari wuhan, dengan gejala mirip dengan flu dan disertai dengan sesak nafas. Untuk istilah detail dan medisnya saya tidak tahu, silahkan googling sendiri, pasti akan muncul di google. Menurut beberapa artikel yang saya baca dan beberapa berita baik di MSM maupun di Media Sosial kebanyakan orang yang meninggal adalah orang yang sudah berumur dan mempunyai penyakit bawain seperti asma, hipertensi, dan lain sebagainya.  Lebaran sudah tiba dan wabah atau pandemi virus ini belum menunjukkan tanda-tanda usai.
Lebaran tahun ini berbeda, pagi tadi sehabis mandi “byar-byur” terus sholat shubuh di rumah, saya keliling kampung dengan sepada lipat (sepeda yang lagi tren saat ini), dengan diiringi suara takbir yang syahdu dan sakral, susuai dengan anjuran pemerintah saya lihat cuma ada beberapa masjid yang menyelenggarakan sholad iedul fitri, itu pun sholatnya di dalam masjid, dan sedikit di halaman masjid. Tak sedikit juga beberapa warga menyelenggarakan sholat Iedul fitrinya di gang rumah masing-masing dengan beberapa tetangga, kebetulan di gang rumah saya tidak mengadakan sholat iedul fitri di gang maka beberapa warga ada yang sholat di masjid dan sholat di rumah, saya termasuk golongan yang melaksanakan sholat ied di rumah.
Lebaran tahun ini berbeda, Jalanan sepi, rumah- masih banyak yang tertutup rapi, penghuninya mungkin juga malas mandi. Jalanan besar cuma ada satu dua motor yang lewat, saya kayuh pedal sepedaku (masih tertempel pedal ori yang belum saya ganti) dan saya terbayang film “quite place”, film yang disutradarai sekaligus diperankan oleh Jhon Krasinski. Saya terbayang karena kita sama2 dikejar atau duhantuai oleh sebuah makhluk di kehidupan nyata kita dikejar makhluk kecil berjenis virus pada film “quite place” mereka di kejar makhluk misterius entah apa. Orang2 pada berdiam diri di rumah, gerakan stay at home gencar dimana-mana dengan segala pro dan kontranya. Gerakan bekerja dari rumah (Work From Home), Sekolah dari rumah, sampai ada beberapa tempat juga memunculkan gerakan “Lock Down” di tempat masing-masing.
Lebaran tahun ini berbeda, alhamdulilah genap 30 Hari saya menjadi imam sholat terawih di rumah, dengan segala ketidakfasihan dan minimnya hafalan surat-surat pendek. Biasanya rumah bapak saya dijadikan tempat terawih berjamaah beberapa orang dalam satu gang, tetapi gara-gara pandemi ini bapak saya dengan berat hati menolak rumahnya untuk dijadikan tempat terawih, bukannya takut dengan virus corona tetapi takut akan penyebaran virusnya dan demi kebaikan bersama. Tidak ada kegitan Terawih keliling, tidak ada kegitan ngaji bersama, tidak ada kegiatan buka bersama (kalau ndak ada kegiatan buka bersama itu ndak masalah karena kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat ndak penting bagi saya, cuma sekedar kegiatan uforia dan “rasan-rasan” saja, tapi ya its OK, ndak masalah juga bila kegiatan itu berlangsung).
Lebaran tahun ini berbeda, tidak ada mudik ke rumah keluarga istri, tidak ada halal bihalal meriah dikampung dengan segala carut marut makanan dan omongan tetangga, yang pedas tapi asyik, seperti makanan favorit Kami pada acara halal bihalal itu yaitu “brambang asem”. Makanan favorit yang selalu diserbu kaum badoger itu tersebut adalah buatan Mbak Mi’an. “Brambang asem” adalah makanan yang terbuat dari daun “telo” / ketela rambat, yang kemudian disiram dengan sambel yang dikasih gula jawa / gula merah. Kalau kata alhamarhum Pak Bondan Winarno rasanya Mak Nyus, pedasnya ndak hilang-hilang seperti ingatan kaum galau kepada mantan.
Lebaran tahun ini berbeda, F**k Covid-19, dengan segala drama dan konspirasi di dalamnya:
-    Mulai “panic buying”, harga beli masker dan hand sanitizer meroket tajam sampai ke mars (pasti ada beberapa orang yang memainakan harga),
-      Pro Kontra di rumah saja (Ada beberapa dan mungkin banyak orang, untuk memenuhi kebutuhan ekonominya harus tetap pergi keluar rumah),
-      Pro Kontra Mudik (ada beberapa orang mungkin sudah tidak punya pekerjaan di tanah rantau karena terkena PHK, mudik atau pulang kampung adalah pilihan yang tidak bisa ditolak). Ada teman yang bukan tidak bisa, tetapi tidak boleh mudik oleh perusahaannya di tempatnya bekerja (di Sidoarjo), menurut teman saya dia diberikan pilihan kalau nekat mudik maka disuruh resign sekalian dari perusahaannya.
-    Pro Kontra PSBB dan Lock Down (ada wilayah yang merepkan lock down seperti di Papua, tidak boleh ada pesawat komersial yang beroperasi, alhasil karena ada penerapan lock down di Papua, teman saya yang lagi dinas di Jayapura tidak bisa pulang sejak Maret 2020 sampai sekarang).
-        Pro Kontra orang-orang pergi ke mall dan pasar tradisonal.
Setiap orang dan entitas punya alasan masing-masing untuk melakukan tindakan dan keputusan-keputusan itu, entah dikatakan bodoh, halu, dan aneh oleh yang lain, dan pada akhirnya kita hanya saling mengolok-olok satu sama lain dan mencari pembenaran atas pendapatnya masing-masing. Selepas itu bukan tindakan mencuri, saya tidak akan memberikan pendapat benar atau salah atas tindakan itu.
Lebaran tahun ini berbeda, F**k Covid-19, pesan saya Jangan terlalu sering melihat dan membaca berita negative tentang covid-19 dangan segala kesadisannya, karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir kita, karena berpikir negative dapat menyebabkan imunitas tubuh menurun dan itu akan rentan terkena penyakit. Pakai masker apabila keluar rumah, jauhi kerumunan dan jaga jarak, rajin cuci tangan. Hal positif yang bisa diambil dari adanya pandemi ini adalah kita lebih rajin menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita sendiri. Semoga pandemi ini segera berakhir dan semua kembali normal dengan kebisaan baik yang tetap harus kita laksanakan.

“Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1441 H, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”

schTz
Solo, 24 Mei 2020
Share: