F**k Covid, Foto ini saya ambil satu hari sebelum lebaran
(Hari terakhir puasa), ketika itu istriku minta di fotoin untuk pembuatan klip
promosi handuknya (produknya bisa ditemukan di IG dinda.hampersgift, numpang
iklan sedikit bisa di search dan di kik). Setelah selesai foto istri ternyata
saya juga pengin di foto, dan hasilnya foto ini, kemudian dari foto ini
munculah tulisan ini.
Covid-19 (Corona Virus Disease) atau lebih dikenal dengan
nama virus corona di dalam kepala dan benak saya, ketika nama virus itu disebut
adalah virus yang berasal dari wuhan, dengan gejala mirip dengan flu dan
disertai dengan sesak nafas. Untuk istilah detail dan medisnya saya tidak tahu,
silahkan googling sendiri, pasti akan muncul di google. Menurut beberapa
artikel yang saya baca dan beberapa berita baik di MSM maupun di Media Sosial kebanyakan
orang yang meninggal adalah orang yang sudah berumur dan mempunyai penyakit
bawain seperti asma, hipertensi, dan lain sebagainya. Lebaran sudah tiba dan wabah atau pandemi virus
ini belum menunjukkan tanda-tanda usai.
Lebaran tahun ini berbeda, pagi tadi sehabis mandi “byar-byur”
terus sholat shubuh di rumah, saya keliling kampung dengan sepada lipat (sepeda
yang lagi tren saat ini), dengan diiringi suara takbir yang syahdu dan sakral,
susuai dengan anjuran pemerintah saya lihat cuma ada beberapa masjid yang
menyelenggarakan sholad iedul fitri, itu pun sholatnya di dalam masjid, dan
sedikit di halaman masjid. Tak sedikit juga beberapa warga menyelenggarakan
sholat Iedul fitrinya di gang rumah masing-masing dengan beberapa tetangga,
kebetulan di gang rumah saya tidak mengadakan sholat iedul fitri di gang maka
beberapa warga ada yang sholat di masjid dan sholat di rumah, saya termasuk
golongan yang melaksanakan sholat ied di rumah.
Lebaran tahun ini berbeda, Jalanan sepi, rumah- masih banyak
yang tertutup rapi, penghuninya mungkin juga malas mandi. Jalanan besar cuma ada
satu dua motor yang lewat, saya kayuh pedal sepedaku (masih tertempel pedal ori
yang belum saya ganti) dan saya terbayang film “quite place”, film yang disutradarai
sekaligus diperankan oleh Jhon Krasinski. Saya terbayang karena kita sama2 dikejar
atau duhantuai oleh sebuah makhluk di kehidupan nyata kita dikejar makhluk
kecil berjenis virus pada film “quite place” mereka di kejar makhluk misterius
entah apa. Orang2 pada berdiam diri di rumah, gerakan stay at home gencar
dimana-mana dengan segala pro dan kontranya. Gerakan bekerja dari rumah (Work
From Home), Sekolah dari rumah, sampai ada beberapa tempat juga memunculkan
gerakan “Lock Down” di tempat masing-masing.
Lebaran tahun ini berbeda, alhamdulilah genap 30 Hari saya
menjadi imam sholat terawih di rumah, dengan segala ketidakfasihan dan minimnya
hafalan surat-surat pendek. Biasanya rumah bapak saya dijadikan tempat terawih
berjamaah beberapa orang dalam satu gang, tetapi gara-gara pandemi ini bapak
saya dengan berat hati menolak rumahnya untuk dijadikan tempat terawih,
bukannya takut dengan virus corona tetapi takut akan penyebaran virusnya dan
demi kebaikan bersama. Tidak ada kegitan Terawih keliling, tidak ada kegitan
ngaji bersama, tidak ada kegiatan buka bersama (kalau ndak ada kegiatan buka
bersama itu ndak masalah karena kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat ndak
penting bagi saya, cuma sekedar kegiatan uforia dan “rasan-rasan” saja, tapi ya
its OK, ndak masalah juga bila kegiatan itu berlangsung).
Lebaran tahun ini berbeda, tidak ada mudik ke rumah keluarga
istri, tidak ada halal bihalal meriah dikampung dengan segala carut marut
makanan dan omongan tetangga, yang pedas tapi asyik, seperti makanan favorit
Kami pada acara halal bihalal itu yaitu “brambang asem”. Makanan favorit yang selalu
diserbu kaum badoger itu tersebut adalah buatan Mbak Mi’an. “Brambang asem” adalah
makanan yang terbuat dari daun “telo” / ketela rambat, yang kemudian disiram
dengan sambel yang dikasih gula jawa / gula merah. Kalau kata alhamarhum Pak Bondan
Winarno rasanya Mak Nyus, pedasnya ndak hilang-hilang seperti ingatan kaum
galau kepada mantan.
Lebaran tahun ini berbeda, F**k Covid-19, dengan segala drama
dan konspirasi di dalamnya:
- Mulai “panic buying”, harga beli masker dan hand
sanitizer meroket tajam sampai ke mars (pasti ada beberapa orang yang
memainakan harga),
- Pro Kontra di rumah saja (Ada beberapa dan
mungkin banyak orang, untuk memenuhi kebutuhan ekonominya harus tetap pergi
keluar rumah),
- Pro Kontra Mudik (ada beberapa orang mungkin
sudah tidak punya pekerjaan di tanah rantau karena terkena PHK, mudik atau
pulang kampung adalah pilihan yang tidak bisa ditolak). Ada teman yang bukan
tidak bisa, tetapi tidak boleh mudik oleh perusahaannya di tempatnya bekerja
(di Sidoarjo), menurut teman saya dia diberikan pilihan kalau nekat mudik maka
disuruh resign sekalian dari perusahaannya.
- Pro Kontra PSBB dan Lock Down (ada wilayah yang
merepkan lock down seperti di Papua, tidak boleh ada pesawat komersial yang
beroperasi, alhasil karena ada penerapan lock down di Papua, teman saya yang
lagi dinas di Jayapura tidak bisa pulang sejak Maret 2020 sampai sekarang).
- Pro Kontra orang-orang pergi ke mall dan pasar
tradisonal.
Setiap orang dan entitas punya alasan masing-masing untuk melakukan
tindakan dan keputusan-keputusan itu, entah dikatakan bodoh, halu, dan aneh
oleh yang lain, dan pada akhirnya kita hanya saling mengolok-olok satu sama
lain dan mencari pembenaran atas pendapatnya masing-masing. Selepas itu bukan tindakan
mencuri, saya tidak akan memberikan pendapat benar atau salah atas tindakan itu.
Lebaran tahun ini berbeda, F**k Covid-19, pesan saya Jangan
terlalu sering melihat dan membaca berita negative tentang covid-19 dangan
segala kesadisannya, karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir
kita, karena berpikir negative dapat menyebabkan imunitas tubuh menurun dan itu
akan rentan terkena penyakit. Pakai masker apabila keluar rumah, jauhi
kerumunan dan jaga jarak, rajin cuci tangan. Hal positif yang bisa diambil dari
adanya pandemi ini adalah kita lebih rajin menjaga kebersihan dan kesehatan
diri kita sendiri. Semoga pandemi ini segera berakhir dan semua kembali normal
dengan kebisaan baik yang tetap harus kita laksanakan.
“Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1441 H,
Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”
schTz
Solo, 24 Mei 2020