Minggu, 28 Mei 2017

Sajak Perempuan dan Mawar

Kulihat di sudut itu perempuan sedang duduk minimang rindu
Memandang penuh harap dan ragu
Secungkup mawar masih menutup malu

Telah lama ditunggu
Menunggu hingga menjadi rindu
Kalbu pun terasa pilu
Bunga mawarnya masih malu menjadi pusat perhatian dunia yang semu

Bunga yang sangat cantik
Bunga yang dilindungi duri dari sesuatu yang akan melukai
Bunga yang selalu dipuja dan ditunggu kehadirannya

Semakin dalam pandangan itu, membawa lamunan dan angan di benakmu
Mawar merah melambangkan nafsu amarah
Mawar kuning melambangkan nafsu sufiah
Mawar putih melambangkan nafsu mutmainah
Mawar hitam melambangkan nafsu lawwamah

Dan Semua warna itu terbungkus menjadi satu dalam warna hijau
Hijau daun mawar dengan tangkai berduri merupakan poros
Tak mungkin tumbuh bunga mawar apabila warna hijau daunnya tak sempurna

Perempuan itu pun pergi meninggalkan gamang
Hanya dengan cinta, ia mampu menghadirkan rindu untuk kembali
Dan dengan rindu, cintanya akan tumbuh membesar seperti bunga mawar

Perempuan pecinta mawar
Hadirmu ditunggu dalam sudut itu untuk melepas rindu
Dengan atau tanpa diriku

Perempuan penikmat mawar
Hadirmu akan selalu menjadi penawar luka
Luka dunia dengan segala antah berantahnya
Luka yang muncul akibat warna warna nafsu yang dilambangkan warna bunga mawarmu

Perempuan pengagum mawar
Sebelum pergi telah kubisikki
Perempuan tak perlu secantik mawar
Tapi Perempuan harus semerbak mewangi seperti melati


Solo, 28 Mei 2017
schTz
Share:

1 komentar: