Indonesia, yang terlintas dipikiran
saya adalah Indonesia Raya. Raya artinya besar, Indonesia adalah negeri yang
besar dengan luas kurang lebih 5.193.250 km² yang mencakup daratan dan
lautan. Hal tersebut menempatkan Indonesia
sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah 6 negara lainnya, yaitu Rusia,
Kanada, Amerika Serikat, China,
Brasil dan Australia. Jika dibandingkan dengan luas negara-negara yang ada di Asia, Indonesia berada
diperingkat ke-2.
Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara
di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara.
Tentang Indonesia Raya, coba
tanyakan pada diri kalian sendiri kapan kalian terakhir mendengar dan menyanyikan
lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”. Sejanak, mari kita nyanyikan lagu
“Indonesia Raya” dalam hati.
“Indonesia Raya”
Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya
Apa yang terasa ketika kita
mendengar atau menyanyikan lagu kebangsaaan ini. Kalau saya sendiri ketika
mendengar atau menyanyikan lagu ini pasti saya akan merasa sedemikian prihatinnya,
mengalahkan prihatinya pohon jati yang meranggas di musim kemarau yang menunggu
jatuhnya air hujan. Negara sebesar ini dengan kekayaan sember daya alam yang
melimpah, tak bisa menjadikan rakyatnya makmur, negara dengan begitu banyak
kebudayaan akan tetapi tak bisa membuat anak mudanya bangga untuk berbudaya
dengan bangsanya sendiri, Apa yang salah Cuk dengan bangsamu??
Pada
suatu sore di sebuah cakruk (gubuk) di pinggir sawah, matahari masih terasa
panas, semilir angin menggesekakan butiran-butiran padi yang sudah menguning.
Daun-daun randu yang berserakan di jalan mengalunkan irama keindahan alam desa
yang tenang dan tentram, tapi di balik ketenangan dan ketentraman itu beberapa pemuda
desa yang sedang merasakan keresahannya.
Gareng :
Gong , reneo tak kandani delok’en
sawah-sawah neng desone dewe iki, sing do nggarap mung wong tuwo2 tok . (Gong,
coba kamu kesini, Lihat sawah- sawah di desa kita ini yang mengolah dna menanam
padi hanya orang tua saja).
Bagong :
Iyo Reng, saiki cah enom2 yen nyawang
sawah kui koyo nyawang mantan yange sing lagi gandengan karo yange sing anyar,
do jijik, gilo, lan mangkel, luwih becik ora nyawang. Sok’e sawah2 wes raiso jamin
kesenengane arek2 nom kui, heheuu. (Iya Reng, sekarang anak muda kalau
melihat sawah itu semacam melihat mantan pacarnya yang sedang bergandengan
dengan pacar barunya, mesti mangkel, lebih baik tidak melihatntnya. Mungkin
sawah2 itu sudah tidak menjamin rasa senang anak2 muda, heheuu).
Gareng :
Hahahaha (tertawa terbahak bahak dengan raut muka ngejek), Itu kan kamu gong, ya
kamu jangan cuthat gitu to gong, jangan bandingkan sawah dengan mantan pacarmu,
yang berlalu biarlah berlalu. Gini Gong padahal dulu kan para penjajah tanah
air kita ini datang negeri kita ini karena mereka terpincut akan kekayaan dan
kesuburan tanahnya. Mereka mengincar hasil bumi negeri kita ini yang dikenal
sangat baik kualitasnya. Tapi, lihatlah gong sekarang malah bangsa ini
mengesampingkan bahkan meninggalkan tanah-tanah garapan mereka yang subur ini.
Tak sedikit gong sawah dan tanah garapan yang subur berubah menjadi perumahan
dan pabrik-pabrik. Lihat Gong di desanya Pak Lik mu Togog itu sudah berdiri
pabrik textile yang sedemikian besarnya, warganya hanya rela menjadi buruh
pabrik di situ. Limbahnya mengalir kesungai-sungai, sungai yang dulu jernih dan
bening, sungai yang dulu waktu kita kecil biasa mancing ikan Bawal, Kuthuk,
Wader sekarang berubah menjadi sungai coklat dan penuh sampah. Begitu juga gong
di desanya Budhemu Cangik sudah ada
perumahan yang begitu megahnya yaitu Astina Pura Regency namanya seperti nama
kerajaan pandawa, kamu tahu kan gong. Di Astina Pura Regency ini juga dihuni
oleh manusia elit manusia yang mengaku modern dan kaya tetapi mereka lupa
menjadi manusia karena mereka tak pernah bersosialisai, mereka tak pernah tau
anak tetangganya itu kelas berapa dan sekolah dimana. Dan parahnya tetangganya
meninggal saja mereka tidak tahu, malah kematian artis ibukota mereka tahu dan
turut berduka cita. Hemmmm, J#ncuk!!
Bagong :
Tapi kan, orang-orang kota itu butuh gubuk untuk bercinta dengan istrinya,
walau terkadang ada juga yang bercinta dengan yang bukan istrinya, heheuu.
Selain itu mereka juga butuh bangunan yang disebut pabrik untuk melangsungkan
kebutuhan perutnya Reng. Kebutuhan perut anak cucunya nanti makanya mereka
bangun pabrik, toh kan tidak ada salahnya juga Reng. Dengan adanya pembangunan
dan perumahan juga bisa menyerap tenaga kerja lho.
Gareng :
Iya juga sih reng pernyataanmu itu betul, akan tetapi bila semua itu pada
porsinya tidak melebihi dan ada regulasi juga dari pemerintah agar mereka tidak
sembarangan mengambil alih fungsikan lahan yang subur dan pruduktif menjadi
lahan yang mati begitu saja. Harus disesuaikan dengan keadaan alam desanya. Apa
kamu tahu ijin pengalihan fungsi lahan itu benar-benar ada aturanya. Di
daerahnya bude Cangik itu perumahan dibangun secara masif dan tak terkontrol
bisa menyebabkan iklim yang tidak sehat Gong. Dulu itu kita dikenal bangsa
agraris, bangsa yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri, dulu itu
ada program swasembada pangan. Sekarang untuk kebutuhan pangan saja kita tiap
tahun impor. Kita juga tidak tahu kan gong kebijakan impor itu benar-benar
memang kita kekurangan bahan pangan atau Cuma kong kalikong saja. Kita kan cuma
tahu dari media massa, dimana sekarang ini media massa juga butuh memenuhi isi
perutnya, jadi berita benar atau salah, mendidik atau membodokan, bermanfaat
atau mudharat, mereka sudah tak perduli, yang penting berita itu laku, Iya kan
Gong?. Tidak sedikit masyarakat kita ini terhipnotis dan terpengaruh pikirannya
dengan berita yang belum tentu kebenaranya, banyak yang menelan mentah2 berita
dari media massa, bahkan yang lebih parahnya jika berita itu menyangkut SARA
banyak yang langsung kebakaran jenggot dan dipikiranya hanya membalas dendam
dan mengutuk tindakan itu. Media itu berperan besar untuk mempersatukan atau
menceraiberaikan keanekaragaman bangsa Indonesia. Media juga berperan penting
untuk mencerdaskan atau membodohkan masayarakat. Lihat sekarang media lebih
berperan sebagai apa?, untung saja gong saya ini orang yang mereka anggap
gaptek, jadi pikiran saya ini lebih merdeka dari mereka yang mengaku up to date. Up to date apa asu ra ndedet
ya Gong, heheuu.
Bagong :
Yoi gong asu-asu sing golek duit kadang ngobrak abrik sampah yang sudah dibuang
pada tempatnya, mereka malah menyebarkan sampah itu demi mencari tulang, sampah
mereka jejalkan pada pikiran pikiran kosong masyarakat. Mengenai bangsa
Indonesia yang akan berulang tahun ke 70 tahun ini, sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab kita untuk membuat bangsa ini menjadi mandiri dan percaya diri
seperti elang yang terbang dan berdiri gagah dengan kakinya sendiri. Para
leluhur kita sudah bersusah payah mengorbankan segenap jiwa dan raganya untuk
membawa bangsa ini merdeka. Sebagai generasi muda kita harus mau berpartisipasi
untuk menyumbangkan ide dan tindakan sesuai dengan keahlian kita masing2. Apa
keahlianmu Reng??
Gareng :
Kamu ga tau keahlianku Gong, aku itu ahli dalam merahasiakan apa keahlianku,
aku diajarkan untuk tidak memamerkan apa yang bisa aku perbuat gong, aku gak mau
nanti menjadi sombong kalau aku sudah berbuat sesuatu.
Bagong :
Alesan, buktinya aku lihat kamu masih dledar
dleder kesana kemari kayak penggangguran ...
Senja
diufuk barat sudah mulai merekah terlihat indah warna jingganya, pertanda malam
akan segera menggantikan siang, malam akan menghampiri kesunyian desa-desa yang
ditinggal oleh anak2 mudanya, angin semilir sudah mulai terasa dingin. Terlihat
dengan sepeda kumbang pemuda bernama Petruk menghampiri Gareng dan Bagong.
Petruk :
Hehhhh, J#ncuk kalian ini disuruh mencari bambu untuk masang umbul2 di balai
desa, tak lihat malah asik udat-udut sambil cerita ngalor ngidul di cakruk ini.
Ayo bambunya di bawa dan dipasang di balai desa, Kalian sudah dicari Pak RT Semar.
Bangsa ini tidak akan berubah jadi apapun kalau kalian hanya punya ide tapi tak
direalisasikan, saat ini kan slogannya kerja kerja kerja jangan cuma ngomong
tok kayak sebagian anggota Dewan di senayan. Umbul2 sebelum magrib harus sudah
terpasang, karena nanti malam kita masih ada tugas ngecat jalan cuk.
Siap Pak Ketua ( Gareng dan Bagong
teriak bersama)....!!!!!
Mungkin
ilustrasi cerita di atas juga dialami sebagian kecil pemuda Indonesia yang
tidak mau bangsa Indonesia ini kehilangan harga dirinya dihadapan bangsanya
sendiri. Saya juga merasa bahwa penjajahan ini belum berakhir penjajahan seduah
berubah bentuk dari penjajahan secara fisik menjadi penjajahan yang berupa mental
dan pola pikir.
Pada
bulan agustus, bulan dimana bangsa Indonesia melalui Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Mungkin sudah menjadi garis
Tuhan, bom di Hirosima dan Nagasaki Pada tanggal 6 Agustus 1945 menyebabkan jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu tanggal 15 Agustus 1945. Bom tersebut di
luncurkan oleh Amerika karena jepang lebih dulu menyerang pangkalan laut
Amerika Pearl Harbour. Setelah diketahui bahwa jepang sudah menyerah tanpa
syarat kepada sekutu, menyebabkan terjadinya vacum power di Indonesia, artinya
tidak ada pemerintah yang berkuasa. Oleh karena itu para kelompok pemuda
memaksa Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Proses lebih detailnya bila kalian baca lagi di buku2 sejarah Indonesia.
Bulan
agustus dimana untuk menyambut HUT kemerdekaan RI, warga negara di seluruh
penjuru tanah air mengadakan berbagai acara untuk memperingatinya ada lomba,
ada jalan sehat, ada sepeda santai, dan lain sebagai, dan biasanya sebagai
puncak acaranya adalah malam tirakatan malam sebelum tanggal 17 Agustus.
Walaupun ada juga warga yang tidak merayakan HUT RI, dan ada juga yang
merayakanya tapi ruh dari perayaan dan mengingat kembali perjuangan para
luluhur sudah tidak ada, perayaan HUT RI disamakan dengan perayaan ulang tahun
anak2, heheuu
Hanya
hura-hura dan senang-senang, banyak yang mengartikan kemerdekaan bangsa ini
dengan kemerdekaan untuk dirinya sendiri, kemerdekaan yang jauh dari merdeka, karena
sebetulnya mereka hanya memuaskan hawa nafsunya. Seorang belum bisa dikatakan
merdeka kalau masih dikauasai hawa nafsunya.
Mungkin
pemerintah seharusnya memberi contoh bagaimana perayaan puncak HUT kemerdekaan
RI, ada syarat wajib yang harus dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan,
misalnya dongeng tentang perjuangan para leluhur dimana hal itu dapat
menjadikan kita dan anak-anak bahwa perjuangan itu sulit dan kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mengisi kemerdekaan ini dengan hal2 yang positif
dan membawa kemakmuran bagi seluruh masyarakat. Bukan cuma acara makan2,
nyanyi2, dan joget2. Atau mungkin juga harus diakan upacara kecil-kecilan di
balai setiap RT atau RW pesertanya ya warga dengan sukarela, agar kita lebih
cinta lagi terhadap Indonesia. Ahh itu bukan jaminan juga, di setiap institusi
pemerintah yang selalu mengadakan upacara bendera tanggal 17 Agustus, banyak
juga pegawai yang masih melakukan tindakan yang jauh dari memajukan bangsa
yaitu korupsi. Ada salah dengan bangsamu Cuk??
Sebagai
penutup kupersembahkan puisi berjudul “Indonesiaku”
Indonesiaku
Wahai Indonesiaku
Tujuh puluh tahun Kau telah merdeka
Berkibarlah merah putihmu untuk selamanya
Berkibar diseluruh penjuru nusantara
Tunjukkan Kau kuat diterjang hujan dan
petaka
Wahai Indonesiaku
Telah gugur ribuan pahlawan untuk membelamu
Mereka berjuang dan tak kenal waktu
Mereka serahkan jiwa dan raganya untukmu
Mereka angkat senjata untuk mengusir
penjajahmu
Dan mereka teriakkan
Merdeka..Merdeka..Merdeka
Untuk Indonesiaku
Merdeka..
Tujuh puluh tahun bangsa ini merdeka
Merdeka secara apa??, kalau ternyata tak
mengerti maknanya
Korupsi dimana-mana, menggerogoti kekayaan
bangsa dan negara
Merdeka..
Inikah cita-cita pahlawan dan pendiri
bangsa???
Ohhhh, Walaupun Negeri ini J#ncuk
Aku tetap mencintai Indonesiaku
Selamat
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70, ayo kerja dan berkarya untuk
membangun bangsa.
#RI70
schTz
17.08.2015