Senin, 17 Agustus 2015

Indonesia, Negeri J#ncuk yang kucinta! (part 2)



Indonesia, yang terlintas dipikiran saya adalah Indonesia Raya. Raya artinya besar, Indonesia adalah negeri yang besar dengan luas kurang lebih 5.193.250 km² yang mencakup daratan dan lautan. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah 6 negara lainnya, yaitu Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brasil dan Australia. Jika dibandingkan dengan luas negara-negara yang ada di Asia, Indonesia berada diperingkat ke-2. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara.
Tentang Indonesia Raya, coba tanyakan pada diri kalian sendiri kapan kalian terakhir mendengar dan menyanyikan lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”. Sejanak, mari kita nyanyikan lagu “Indonesia Raya” dalam hati.
                       
                         “Indonesia Raya”

Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya

Apa yang terasa ketika kita mendengar atau menyanyikan lagu kebangsaaan ini. Kalau saya sendiri ketika mendengar atau menyanyikan lagu ini pasti saya akan merasa sedemikian prihatinnya, mengalahkan prihatinya pohon jati yang meranggas di musim kemarau yang menunggu jatuhnya air hujan. Negara sebesar ini dengan kekayaan sember daya alam yang melimpah, tak bisa menjadikan rakyatnya makmur, negara dengan begitu banyak kebudayaan akan tetapi tak bisa membuat anak mudanya bangga untuk berbudaya dengan bangsanya sendiri, Apa yang salah Cuk dengan bangsamu??

Pada suatu sore di sebuah cakruk (gubuk) di pinggir sawah, matahari masih terasa panas, semilir angin menggesekakan butiran-butiran padi yang sudah menguning. Daun-daun randu yang berserakan di jalan mengalunkan irama keindahan alam desa yang tenang dan tentram, tapi di balik ketenangan dan ketentraman itu beberapa pemuda desa yang sedang merasakan keresahannya.
Gareng            : Gong , reneo tak kandani delok’en sawah-sawah neng desone dewe iki, sing do nggarap mung wong tuwo2 tok . (Gong, coba kamu kesini, Lihat sawah- sawah di desa kita ini yang mengolah dna menanam padi hanya orang tua saja).
Bagong           : Iyo Reng, saiki cah enom2 yen nyawang sawah kui koyo nyawang mantan yange sing lagi gandengan karo yange sing anyar, do jijik, gilo, lan mangkel, luwih becik  ora nyawang. Sok’e sawah2 wes raiso jamin kesenengane arek2 nom kui, heheuu. (Iya Reng, sekarang anak muda kalau melihat sawah itu semacam melihat mantan pacarnya yang sedang bergandengan dengan pacar barunya, mesti mangkel, lebih baik tidak melihatntnya. Mungkin sawah2 itu sudah tidak menjamin rasa senang anak2 muda, heheuu).
Gareng            : Hahahaha (tertawa terbahak bahak dengan raut muka ngejek), Itu kan kamu gong, ya kamu jangan cuthat gitu to gong, jangan bandingkan sawah dengan mantan pacarmu, yang berlalu biarlah berlalu. Gini Gong padahal dulu kan para penjajah tanah air kita ini datang negeri kita ini karena mereka terpincut akan kekayaan dan kesuburan tanahnya. Mereka mengincar hasil bumi negeri kita ini yang dikenal sangat baik kualitasnya. Tapi, lihatlah gong sekarang malah bangsa ini mengesampingkan bahkan meninggalkan tanah-tanah garapan mereka yang subur ini. Tak sedikit gong sawah dan tanah garapan yang subur berubah menjadi perumahan dan pabrik-pabrik. Lihat Gong di desanya Pak Lik mu Togog itu sudah berdiri pabrik textile yang sedemikian besarnya, warganya hanya rela menjadi buruh pabrik di situ. Limbahnya mengalir kesungai-sungai, sungai yang dulu jernih dan bening, sungai yang dulu waktu kita kecil biasa mancing ikan Bawal, Kuthuk, Wader sekarang berubah menjadi sungai coklat dan penuh sampah. Begitu juga gong di desanya  Budhemu Cangik sudah ada perumahan yang begitu megahnya yaitu Astina Pura Regency namanya seperti nama kerajaan pandawa, kamu tahu kan gong. Di Astina Pura Regency ini juga dihuni oleh manusia elit manusia yang mengaku modern dan kaya tetapi mereka lupa menjadi manusia karena mereka tak pernah bersosialisai, mereka tak pernah tau anak tetangganya itu kelas berapa dan sekolah dimana. Dan parahnya tetangganya meninggal saja mereka tidak tahu, malah kematian artis ibukota mereka tahu dan turut berduka cita. Hemmmm, J#ncuk!!
Bagong           : Tapi kan, orang-orang kota itu butuh gubuk untuk bercinta dengan istrinya, walau terkadang ada juga yang bercinta dengan yang bukan istrinya, heheuu. Selain itu mereka juga butuh bangunan yang disebut pabrik untuk melangsungkan kebutuhan perutnya Reng. Kebutuhan perut anak cucunya nanti makanya mereka bangun pabrik, toh kan tidak ada salahnya juga Reng. Dengan adanya pembangunan dan perumahan juga bisa menyerap tenaga kerja lho.
Gareng            : Iya juga sih reng pernyataanmu itu betul, akan tetapi bila semua itu pada porsinya tidak melebihi dan ada regulasi juga dari pemerintah agar mereka tidak sembarangan mengambil alih fungsikan lahan yang subur dan pruduktif menjadi lahan yang mati begitu saja. Harus disesuaikan dengan keadaan alam desanya. Apa kamu tahu ijin pengalihan fungsi lahan itu benar-benar ada aturanya. Di daerahnya bude Cangik itu perumahan dibangun secara masif dan tak terkontrol bisa menyebabkan iklim yang tidak sehat Gong. Dulu itu kita dikenal bangsa agraris, bangsa yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri, dulu itu ada program swasembada pangan. Sekarang untuk kebutuhan pangan saja kita tiap tahun impor. Kita juga tidak tahu kan gong kebijakan impor itu benar-benar memang kita kekurangan bahan pangan atau Cuma kong kalikong saja. Kita kan cuma tahu dari media massa, dimana sekarang ini media massa juga butuh memenuhi isi perutnya, jadi berita benar atau salah, mendidik atau membodokan, bermanfaat atau mudharat, mereka sudah tak perduli, yang penting berita itu laku, Iya kan Gong?. Tidak sedikit masyarakat kita ini terhipnotis dan terpengaruh pikirannya dengan berita yang belum tentu kebenaranya, banyak yang menelan mentah2 berita dari media massa, bahkan yang lebih parahnya jika berita itu menyangkut SARA banyak yang langsung kebakaran jenggot dan dipikiranya hanya membalas dendam dan mengutuk tindakan itu. Media itu berperan besar untuk mempersatukan atau menceraiberaikan keanekaragaman bangsa Indonesia. Media juga berperan penting untuk mencerdaskan atau membodohkan masayarakat. Lihat sekarang media lebih berperan sebagai apa?, untung saja gong saya ini orang yang mereka anggap gaptek, jadi pikiran saya ini lebih merdeka dari mereka yang mengaku up to date. Up to date apa asu ra ndedet ya Gong, heheuu.
Bagong           : Yoi gong asu-asu sing golek duit kadang ngobrak abrik sampah yang sudah dibuang pada tempatnya, mereka malah menyebarkan sampah itu demi mencari tulang, sampah mereka jejalkan pada pikiran pikiran kosong masyarakat. Mengenai bangsa Indonesia yang akan berulang tahun ke 70 tahun ini, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk membuat bangsa ini menjadi mandiri dan percaya diri seperti elang yang terbang dan berdiri gagah dengan kakinya sendiri. Para leluhur kita sudah bersusah payah mengorbankan segenap jiwa dan raganya untuk membawa bangsa ini merdeka. Sebagai generasi muda kita harus mau berpartisipasi untuk menyumbangkan ide dan tindakan sesuai dengan keahlian kita masing2. Apa keahlianmu Reng??
Gareng            : Kamu ga tau keahlianku Gong, aku itu ahli dalam merahasiakan apa keahlianku, aku diajarkan untuk tidak memamerkan apa yang bisa aku perbuat gong, aku gak mau nanti menjadi sombong kalau aku sudah berbuat sesuatu.
Bagong           : Alesan, buktinya aku lihat kamu masih dledar dleder kesana kemari kayak penggangguran ...

Senja diufuk barat sudah mulai merekah terlihat indah warna jingganya, pertanda malam akan segera menggantikan siang, malam akan menghampiri kesunyian desa-desa yang ditinggal oleh anak2 mudanya, angin semilir sudah mulai terasa dingin. Terlihat dengan sepeda kumbang pemuda bernama Petruk menghampiri Gareng dan Bagong.

Petruk             : Hehhhh, J#ncuk kalian ini disuruh mencari bambu untuk masang umbul2 di balai desa, tak lihat malah asik udat-udut sambil cerita ngalor ngidul di cakruk ini. Ayo bambunya di bawa dan dipasang di balai desa, Kalian sudah dicari Pak RT Semar. Bangsa ini tidak akan berubah jadi apapun kalau kalian hanya punya ide tapi tak direalisasikan, saat ini kan slogannya kerja kerja kerja jangan cuma ngomong tok kayak sebagian anggota Dewan di senayan. Umbul2 sebelum magrib harus sudah terpasang, karena nanti malam kita masih ada tugas ngecat jalan cuk.
Siap Pak Ketua ( Gareng dan Bagong teriak bersama)....!!!!!

Mungkin ilustrasi cerita di atas juga dialami sebagian kecil pemuda Indonesia yang tidak mau bangsa Indonesia ini kehilangan harga dirinya dihadapan bangsanya sendiri. Saya juga merasa bahwa penjajahan ini belum berakhir penjajahan seduah berubah bentuk dari penjajahan secara fisik menjadi penjajahan yang berupa mental dan pola pikir.
Pada bulan agustus, bulan dimana bangsa Indonesia melalui Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Mungkin sudah menjadi garis Tuhan, bom di Hirosima dan Nagasaki Pada tanggal 6 Agustus 1945 menyebabkan jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu tanggal 15 Agustus 1945. Bom tersebut di luncurkan oleh Amerika karena jepang lebih dulu menyerang pangkalan laut Amerika Pearl Harbour. Setelah diketahui bahwa jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, menyebabkan terjadinya vacum power di Indonesia, artinya tidak ada pemerintah yang berkuasa. Oleh karena itu para kelompok pemuda memaksa Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Proses lebih detailnya bila kalian baca lagi di buku2 sejarah Indonesia.
Bulan agustus dimana untuk menyambut HUT kemerdekaan RI, warga negara di seluruh penjuru tanah air mengadakan berbagai acara untuk memperingatinya ada lomba, ada jalan sehat, ada sepeda santai, dan lain sebagai, dan biasanya sebagai puncak acaranya adalah malam tirakatan malam sebelum tanggal 17 Agustus. Walaupun ada juga warga yang tidak merayakan HUT RI, dan ada juga yang merayakanya tapi ruh dari perayaan dan mengingat kembali perjuangan para luluhur sudah tidak ada, perayaan HUT RI disamakan dengan perayaan ulang tahun anak2, heheuu
Hanya hura-hura dan senang-senang, banyak yang mengartikan kemerdekaan bangsa ini dengan kemerdekaan untuk dirinya sendiri,  kemerdekaan yang jauh dari merdeka, karena sebetulnya mereka hanya memuaskan hawa nafsunya. Seorang belum bisa dikatakan merdeka kalau masih dikauasai hawa nafsunya.
Mungkin pemerintah seharusnya memberi contoh bagaimana perayaan puncak HUT kemerdekaan RI, ada syarat wajib yang harus dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan, misalnya dongeng tentang perjuangan para leluhur dimana hal itu dapat menjadikan kita dan anak-anak bahwa perjuangan itu sulit dan kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengisi kemerdekaan ini dengan hal2 yang positif dan membawa kemakmuran bagi seluruh masyarakat. Bukan cuma acara makan2, nyanyi2, dan joget2. Atau mungkin juga harus diakan upacara kecil-kecilan di balai setiap RT atau RW pesertanya ya warga dengan sukarela, agar kita lebih cinta lagi terhadap Indonesia. Ahh itu bukan jaminan juga, di setiap institusi pemerintah yang selalu mengadakan upacara bendera tanggal 17 Agustus, banyak juga pegawai yang masih melakukan tindakan yang jauh dari memajukan bangsa yaitu korupsi. Ada salah dengan bangsamu Cuk??
Sebagai penutup kupersembahkan puisi berjudul “Indonesiaku”

Indonesiaku

Wahai Indonesiaku
Tujuh puluh tahun Kau telah merdeka
Berkibarlah merah putihmu untuk selamanya
Berkibar diseluruh penjuru nusantara
Tunjukkan Kau kuat diterjang hujan dan petaka

Wahai Indonesiaku
Telah gugur ribuan pahlawan untuk membelamu
Mereka berjuang dan tak kenal waktu
Mereka serahkan jiwa dan raganya untukmu
Mereka angkat senjata untuk mengusir penjajahmu
Dan mereka teriakkan Merdeka..Merdeka..Merdeka
Untuk Indonesiaku

Merdeka..
Tujuh puluh tahun bangsa ini merdeka
Merdeka secara apa??, kalau ternyata tak mengerti maknanya
Korupsi dimana-mana, menggerogoti kekayaan bangsa dan negara

Merdeka..
Inikah cita-cita pahlawan dan pendiri bangsa???
Ohhhh, Walaupun Negeri ini J#ncuk
Aku tetap mencintai Indonesiaku

Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70, ayo kerja dan berkarya untuk membangun bangsa.
#RI70


schTz
17.08.2015
Share: